Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambah canggihnya teknologi, pengertian kelas menjadi sangat luas. Kelas tidakhanya diartikan sebagai sebuah ruangan yang dibatasi oleh tembok semata. Tetapi kelas merupakan tempat dimana individu dapat melangsungkan kegiatan belajar mengajar dan melakukan transfer ilmu pengetahuan.
Berikut ini ada 2 gambar mengenai aktifitas siswa di kelas beserta analisis manajemen kelasnya.
Gambar 1
Secara visual, gambar diatas menunjukkan suatu kelas di Sekolah
Dasar (SD). Siswa berada di luar kelas. Ada tidaknya kegiatan pembelajarannya
pun dipertanyakan “Ada atau tidak ada kegiatan belajar?, jika ada apakah
kegiatan pembelajarannya efektif ?”. Kelas tersebut dinamis, terlihat dengan berbagai
macam siswa dengan karakteristik yang berbeda melakukan aktivitasnya
masing-masing (menguap, bercerita dengan teman, garuk-garuk pipi, dsb), namun
tanpa pengawasan guru. Mereka membaur bersama masyarakat, atau mungkin orang
tua mereka. Mereka terlihat mengantuk,
tidak terkendali, lelah, tidak mempunyai motivasi dan gairah untuk belajar, serta
berseragam lengkap tetapi tidak rapi.
Menurut gambar 1 diatas, dapat diindikasikan bahwa tidak ada peran seorang guru sebagai manager serta leader (Manager
as a leader) dikelas. Hal ini dapat dilihat dengan berhamburannya peserta
didik ke luar kelas tanpa kegiatan pembelajaran yang pasti, juga tanpa pengawasan
guru yang seharusnya berperan sebagai pengendali kelas yang mengelola sumber
daya emosional dan spiritual, mengelola sumber daya fisik yang dimiliki peserta
didik, serta menerapkan dan mengembangkan kemampuan leadership yang
dimiliki pendidik, agar tujuan pembelajaran yang telah ada dapat tercapai
secara efektif dan efisien. Jika diamati kembali, kelas tersebut dinamis,
dengan berbagai
keberagaman perilaku peserta didik (seperti disebutkan diatas), dilihat dari interaksi yang ada, namun cenderung kearah negative karena tidak menunjukkan indikasi usaha mencapai tujuan pembelajaran dengan program kelas yang terkoordinasi dengan baik, sehingga tujuan kelas tidak dapat tercapai secara efisien dan efektif. Kelas tersebut dapat dikategorikan sebagai kelas gaduh karena peserta didik cenderung tidak berdisiplin, ramai, perilaku mereka sulit dikendalikan, dan instruksi dan ancaman guru tidak mempan. Manajemen kelas juga tidak diterapkan secara baik oleh pendidik. Potensi dan keterlibatan peserta didik dalam seluruh kegiatan pembelajaran tidak maksimal. Pengelolaan aspek psikis oleh guru pun terabaikan, tidak ada penggairahan potensi kognitif, afektif, psikomotorik, juga tidak adanya penggairahan dan motiasi belajar serta kegembiraan siswa, sehingga hasil pembelajaran yang akan dicapai juga tidak akan maksimal.
keberagaman perilaku peserta didik (seperti disebutkan diatas), dilihat dari interaksi yang ada, namun cenderung kearah negative karena tidak menunjukkan indikasi usaha mencapai tujuan pembelajaran dengan program kelas yang terkoordinasi dengan baik, sehingga tujuan kelas tidak dapat tercapai secara efisien dan efektif. Kelas tersebut dapat dikategorikan sebagai kelas gaduh karena peserta didik cenderung tidak berdisiplin, ramai, perilaku mereka sulit dikendalikan, dan instruksi dan ancaman guru tidak mempan. Manajemen kelas juga tidak diterapkan secara baik oleh pendidik. Potensi dan keterlibatan peserta didik dalam seluruh kegiatan pembelajaran tidak maksimal. Pengelolaan aspek psikis oleh guru pun terabaikan, tidak ada penggairahan potensi kognitif, afektif, psikomotorik, juga tidak adanya penggairahan dan motiasi belajar serta kegembiraan siswa, sehingga hasil pembelajaran yang akan dicapai juga tidak akan maksimal.
Jika saya berada dalam situasi seperti pada gambar 1 diatas,
sebagai seorang pendidik, hal yang akan saya lakukan adalah menerapkan
manajemen kelas dengan Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1.
Perencanaan
Kelas
Mengobservasi keadaan kelas, sehingga tahu bagaimana kondisi
psikologis dan kebutuhan peserta didik, lalu merancang kegiatan belajar dengan
metode yang sesuai. Seperti konstruktivistik, dengan model pembelajaran
cooperative learning. Sehingga siswa aktif dan tidak mengantuk. Selain itu
tujan pembelajaran juga harus jelas.
2.
Pengorganisasian
Kelas
Menciptakan iklim kelas yang positif dengan memberikan stimulus
tertentu kepada siswa. Ruang kelas bisa dibuat lebih menarik dengan fasilitas
yang mendukung kegiatan belajar, pencahayaan yang baik, serta mendekorasi kelas dengan tembok yang
berwarna-warni dan tempat duduk yang dirubah secara berkala. Sehingga peserta
didik tidak bosan serta selalu bersemangat dalam belajar dan mereka tertarik
kepada materi yang akan dipelajari. Disini guru memenuhi perannya sebagai
manajer kelas.
3.
Kepemimpinan
Kelas
Dengan menggunakan metode yang sesuai, maka peserta didik
terfasilitasi secara optimal, sehingga kebutuhan akademik mereka terpenuhi. Guru
menerapkan kedisiplinan kepada siswa. Guru meningkatkan motivasi dengan
bercerita atau dengan kuis, sehingga peserta didik senang dan mempunyai gairah
untuk belajar. Dengan begitu, guru dapat menghandle kepemimpinan kelas
dengan baik atau sebagai leader yang
baik.
4.
Pengendalian
Kelas
Guru menggunakan berbagai metode konseling yang mampu melibatkan
peserta didik mengoreksi sendiri perilaku yang tidak standar. Disini peran guru
sebagai Manajer as a leader sangat dibutuhkan.
Selain itu, Guru juga melakukan kegiatan pembelajaran dengan
mengedepankan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dengan seimbang. Dengan
begitu kelas dapat berjalan dengan baik, dinamis, dan kondusif. Sehingga dapat
memaksimalkan potensi dan keterlibatan peserta didik dalam seluruh kegiatan
pembelajaran untuk mencapai hasil semaksimal mungkin.
Gambar 2
Gambar 2 menunjukkan dua siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
tertidur di dalam kelas pada proses pembelajaran. Terdapat seorang guru yang
sedang menerangkan pelajaran didepan kelas. Meskipun begitu, guru tetap
melanjutkan proses pembelajaran tanpa menegur siswa yang terlelap itu. Kelas
tidak dinamis, tidak ada interaksi guru dengan siswa. Komunikasi hanya satu
arah, sehingga siswa bosan dan tertidur.
Gambar diatas dapat diasumsikan ,
bahwa peran seorang guru sebagai
manager serta leader (Manager as a leader) dikelas belum terpenuhi. Hal
ini dapat dilihat dari kelas yang senyap dan tidak kondusif walaupun telah ada
kegiatan pembelajaran. Walaupun guru telah melaksanakan kegiatan pembelajaran,
namun hal ini tidak efektif. Siswa hanya sedikit menerima pelajaran, bahkan
mungkin tidak sama sekali. Keterlibatan siswa sangat penting, karena dengan
begitu siswa akan lebih memahami apa yang dipelajari karena ikut terlibat
langsung dalam proses pembelajaran. Guru belum maksimal menjalankan perannya sebagai
pengendali kelas yang mengelola sumber
daya emosional dan spiritual, mengelola sumber daya fisik yang dimiliki peserta
didik, serta menerapkan dan mengembangkan kemampuan leadership yang
dimiliki pendidik, agar tujuan pembelajaran yang telah ada dapat tercapai
secara efektif dan efisien. Guru belum maksimal dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan program
kelas yang belum terkoordinasi dengan baik, walaupun guru tersebut pasti sudah
memiliki programnya sendiri, tapi dalam pelaksanaannya kurang maksimal,
sehingga tujuan kelas tidak dapat tercapai secara efisien dan efektif. Kelas
tersebut dapat dikategorikan sebagai kelas senyap dan tidak kondusif karena
peserta didik cenderung pasif, bahkan tidur di dalam kelas, sedangkan guru
tetap menerangkan pelajaran tanpa menegur, atau membuat atmosfir kelas lebih
bergairah. Jika diamati, dapat diambil kemungkinan bahwa pembelajaran
terlaksana dengan satu arah (hanya penyampaian materi bukan transfer
pengetahuan). Guru tidak memenuhi tugasnya sebagai pendidik, tetapi hanya
sebagai pengajar. Manajemen kelas juga tidak diterapkan secara baik oleh guru.
Potensi dan keterlibatan peserta didik dalam seluruh kegiatan pembelajaran
tidak maksimal. Pengelolaan aspek psikis oleh guru pun sangat terbatas, hanya potensi
kognitif saja yang diberikan, sedangkan aspek afektif dan psikomotorik
ditinggalkan. Tidak adanya penggairahan dan motiasi belajar siswa, membuat
hasil pembelajaran yang akan dicapai juga tidak akan maksimal.
Jika saya berada dalam situasi seperti pada gambar 2 diatas,
sebagai seorang pendidik, hal yang akan saya lakukan adalah menerapkan
manajemen kelas dengan Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1.
Perencanaan
Kelas
Mengobservasi keadaan kelas, sehingga tahu bagaimana kondisi
psikologis dan kebutuhan peserta didik, lalu merancang kegiatan belajar dengan
metode yang sesuai. Seperti konstruktivistik, dengan model pembelajaran mastery
learning yang dikombinasikan dengan active learning. Sehingga siswa aktif,
termotivasi dalam belajar, serta terdapat evaluasi rutin sehingga siswa dapat
belajar dengan tuntas. Selain itu target pembelajaran harus ada dan jelas.
2.
Pengorganisasian
Kelas
Menciptakan iklim kelas yang positif dengan memberikan stimulus
tertentu kepada siswa. Ruang kelas bisa dibuat lebih menarik dengan fasilitas
yang mendukung kegiatan belajar, pencahayaan yang baik, serta mendekorasi kelas dengan tembok yang
berwarna-warni dan tempat duduk yang dirubah secara berkala. Sehingga peserta
didik tidak bosan serta selalu bersemangat dalam belajar dan tertarik kepada
materi yang akan dipelajari. Disini guru memenuhi perannya sebagai manajer
kelas.
3.
Kepemimpinan
Kelas
Dengan menggunakan metode yang sesuai, maka peserta didik
terfasilitasi secara optimal, sehingga kebutuhan akademik mereka terpenuhi.
Guru menerapkan kedisiplinan kepada siswa. Guru meningkatkan motivasi dengan
bercerita atau dengan kuis, sehingga peserta didik senang dan mempunyai gairah
untuk belajar. Siswa diajak untuk aktif dalam pembelajaran, dengan membagi
mereka dalam beberapa kelompok ahli yang akan mempresentasikan materi mereka
kepada siswa yang lain (jigsaw learning). Dengan begitu, guru dapat menghandle
kepemimpinan kelas dengan baik atau
sebagai leader yang baik.
4.
Pengendalian
Kelas
Guru menggunakan berbagai metode konseling yang mampu melibatkan
peserta didik mengoreksi sendiri perilaku yang tidak standar. Guru tidak
menggunakan pendekatan sosio-emosional sehingga siswa menyadari apa yang
dilakukkannya tidak baik dan tidak mengulanginya lagi tanpa rasa terpaksa
karena tekanan, tetapi karena kesadaran diri. Disini peran guru sebagai Manajer
as a leader sangat dibutuhkan.
Selain itu, Guru juga melakukan kegiatan pembelajaran dengan
mengedepankan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dengan seimbang.
Dengan begitu kelas dapat berjalan dengan baik, dinamis, dan kondusif. Sehingga
dapat memaksimalkan potensi dan keterlibatan peserta didik dalam seluruh
kegiatan pembelajaran untuk mencapai hasil semaksimal mungkin. Selain itu kegiatan pembelajaran akan
menyenangkan dan tidak menjemukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar